Meneladani Nabi Muhammad SAW



Nabi Muhammad saw, adalah nabi terakhir dan penutup para nabi. Tanggal 12 Rabiul Awal biasanya selalu diperingati sebagai hari kelahiran beliau. Dengan berbagai cara. Ada yang sekedar pewarisan budaya ada yang sekedar mengambil momennya. Bahkan ada yang melarangnya. Sebenarnya, yang menjadi pertanyaan adalah sudahkah kita meneladani beliau ?
 ” Laqad kana fi rasulillah uswatun hasanatun liman kana yarju Allaha wa al-yauma al-akhir “  QS. Al-Ahzab ayat 21
       Artinya “. Sesungguhnya  telah ada pada diri rasulullah iu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.  QS. Al-Ahzab ayat 21
Ayat tersebut sudah jelas bahwa rasulullah adalah merupakan teladan bagi seluruh umat mansia, dalam seluruh aspek kehidupan, sejak dari berumah tangga hingga kehidupan berumah tangga dan politik.


Rasulullah sangat mencintai keluarganya , sebagaimana belia bersabda ” bahwa sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya “. khairukum khairukum li ahlihi.
Rasulullah sangat mencintai ilmu pengetahuan, thalabu al-ilmi faridhatun ala kulli muslimin wa muslimatin.  Konsekwensinya adalah bahwa orang Islam harus lebih pandai dan lebih profesional dalam menguasai sant maupun teknologi, hal seperti ini jelas mernjadi PR berat bagi para orang tua, sebab memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk membiayai anak agar menguasai teknologi. Bagi seorang anak harusa tahu diri, jangan terlalu banyak hura-hura kalau perlu harus banyak berprihatin karena orang tua  sudah bersusah payah mencari rizki untuk biaya hidup serta biaya pendidikan yang tidak murah.

Rasulullah sangat menyayangi umatnya, hal ini terbutkti dengan wasiayt beliau yaitu “ ummaty ummaty ummaty “. Bahwa rasulullah sangat menginginkan keselamatan dan kesejaheraan umatnya agar bisa sejahtera di dunia dan sejahtera di akhirat.

Rasulullah sangat memperhatikan anak yatim “ana ma’a kafil al-yatim fi al-jannah “.  “Aku akan menyertai orang yang menanggung anak yatim di sorga. Kalau kita renungkan beberapa ayat Al-Qur’an surta Al-Fajr, bahwa kelompok perama ayat-ayat dalam surat al-Fajr tersebut menjelaskan tentang bagaimana keunggulan dan kejayaan bnagsa Iram, Bangsa Ad, Bangsa Tsamud. Namun pada akhirnya bangsa-bangsa yang jaya tersebut di binasakan oleh Allah SWT. Kemudian pada bagian akhir ayat-ayat pada surat al-Fajr tersebut mengungkap tentang anak-anak yatim serta orang-orang miskin. Barangkali kita bisa mengambil sebuah amsal atau analogi dari Al-Qur’an surat Al-Fajr tersebut, yaitu bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak kalangan masyarakat konglomerat atau menengah keatas, bahkan ada orang yang mendapat rangking termasuk orang terkaya didunia, namun ada pula yang sangat miskin sekali.

Anda bisa membaca artikel berikut dan dapat didownload juga.

Bagaimana dengan kita ?

Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca, mudah-mudahan apa yang anda baca ada manfaatnya. Dengan senang hati, jika anda berkomentar pada tempat yang disediakan dengan bahasa yang santun..

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama